Tuesday, February 06, 2007

Misteri Bola Hitam dan Putih

Ceritanya di Bufallow City ada seorang anak cowok tunggal yang tinggal bersama papinya. Anak ini baik hati dan lemah lembut walaupun cuma bareng pengasuh saja. Anak itu ditinggal mati nyokapnya pas melahirkan dia. Sejak itulah papinya jadi amat sangat workaholic sekali dan memutuskan untuk tidak kawin lagi.
Saat usia 4 tahun, ni anak akhirnya masuk TK di sebuah TK di Bufallow City, sementara anak² lain sudah punya sepeda dia masih jalan kaki. Pengasuhnya mengadu ke papinya, "Tuan, nggak kasihan sama Den Bagus? Masa sepeda nggak punya... apa tuan juga nggak malu?"
Iya.. nih.. papinya tuh tajir banget deh. Punya sekian perusahaan.. maka dipanggillah si anak, ditawarin mau sepeda yang seperti bagaimana merek apa.. dan si anak Cuma bilang,
"Nggak usah repot² Pi, aku dibelikan bola hitam dan bola putih saja.."
Lho kok gitu? Bingung dong papinya. "Kenapa bola hitam dan putih?"
"Nggak usah diterangin deh Pi. Kalau papi punya uang ya.. belikan itu saja. "
Yah, mengingat mereka nggak pernah ngobrol, jadi papinya nerima² saja. Nggak berminat melanjutkan, maka dibelikanlah tu anak sepeda generasi terbaru saat itu, yang paling canggih, plus bola hitam dan bola putih. Bolanya seukuran bola bilyar... namun bisa memantul seperti bola tenis.
Dua tahun kemudian si anak masuk SD favorit di Bufallow City. Pas itu musim sepatu roda. Sekian lama pengasuh perhatikan, ni anak kok nggak minta² dibelikan sepatu roda sama papinya. Sore² cuma duduk saja. Sepedanya yang dibeli pas TK juga sudah ditaruh di gudang. Sudah nggak musim.
Pengasuhnya laporan pandangan mata dong ke tuannya hingga si anak dipanggil lagi. "Nak, kamu mau dibelikan sepatu roda seperti temen² kamu? Kok nggak bilang² papi. Nggak masalah cuma beli sepatu roda saja..."
Si anak bilang, "Nggak Pi, tapi kalo papi mau beliin aku, belikan saja bola hitam dan bola putih lagi. Bola hitam dan bola putih yang dulu sudah rusak.. dibelikan lagi saja ya.. nggak usah beli sepatu roda. Lagian lebih murah bola kan Pi?"
Ye.. si papi geram dong. Ni anak meremehkan papinya sendiri, atau sok merendah? So, tetap si papi belikan sepatu roda, plus bola hitam dan bola putih.
Selang beberapa tahun, ni anak masuk sudah SMP. Dia masuk SMP favorit di Bufallow City. Cerita sama terulang. Sekarang temen²nya musim rollerblade. Tren baru. Sementara sore hari, dia masih setia sama sepatu rodanya.
Pas bokapnya pulang dari luar negeri dan melihat anaknya doang yang pakai sepatu roda, si papi malu banget. Gila, rumah gedong, perusahaan banyak, keluar negeri terus... eh anaknya ketinggalan jaman. Tanpa nanya ke anaknya, si papi langsung deh berniat beliin si anak ini rollerblade.
Besoknya, di kamar anaknya sudah ada sepasang roller blade baru dengan note: "Biar kamu nggak malu".
Eh Malamnya di ruang kerja papinya ada note balasan: "Pi, kok nggak belikan bola hitam dan bola putih saja? Aku lebih suka itu."
Weleh, si papi pas liat note itu dongkol tambah bingung. Apaan sih istimewanya bola hitam dan bola putih? Memang bisa bikin die beken atau nge-tren? Besoknya dan besoknya lagi si papi ber-kali² menemukan note itu... hingga dia nggak tahan dan membelikan anaknya bola hitam dan bola putih untuk kesekian kalinya. Bener, setelah dapat tu bola, si anak nggak merongrong papinya lagi.
Pas SMA di SMA favorit Bufallow City, SMAnya ini jaraknya rada jauh dari rumah. Si anak masih ber-bis-ria, temen²nya sudah ada yang bawa motor dan mobil ke sekolah. Suatu hari, tumben papinya di rumah, si anak pulang diantarkan temannya yang mau ditebengin.
Papinya malu banget. Masa cuma untuk anak satu nggak bisa belikan mobil? Maka ditawarin anaknya. Si anak menolak dengan alasan mobil kurang praktis, lagian ingin bola hitam bola putih saja.
Si bapak nggak terima penolakan. Karena anaknya sudah gede, bisa berunding. Akhirnya hasil perundingan deal.  Keputusannya adalah si anak dibelikan motor plus bola hitam dan bola putih tentunya. Dan si bapak kesel juga dong. Sudah berapa tahun dia beberapa kali belikan dua macem bola itu tanpa tahu kenapa. Tapi si anak nggak ada keinginan dan kemauan mengasih tau sih.
Dan tiga tahun kemudian tibalah masa kuliah si anak. Si Anak ketrima di jurusan favorit di sebuah PTN di Bufallow City. Karena senang dan bangga masuk PTN CJDW, si anak dikadoin mobil oleh si papi. Tapi sampai beberapa bulan si anak masih naik motor saja.
Kuliah, pacaran, naik motor saja.
Pacarnya juga bingung, kan dia punya mobil? Ditanya sama pacarnya, dijawab, habis papi nggak belikan bola hitam dan bola putih. Nggak ngerti anak sendiri sih!
So, pas makan malam bersama, si pacar bilang sama papi, kenapa si om nggak belikan bola hitam bola putih?
Si papi sebenarnya sensitif sama para bola itu.. huh.. sampai pacar anak gue nyuruh²... ditanya dong kenapa. Si pacar bilang kalau mobilnya nggak akan dipakai selama nggak dikasih bola itu juga.
Papi bingung dong, di kamar anaknya sudah segitu banyak bola hitam bola putih. Buat apa sih, pikir papi. Tapi demi gengsi, anak orang lho yang nanya, maka besoknya sudah ada bola hitam bola putih di kamar buat anaknya.
Suatu hari anaknya jalan jalan bawa mobil, sama pacarnya. Yah, namanya anak muda, pas lagi di jalan, si pacar nyium dia en dia jadi grogi dan akhirnya terjadi kecelakaan tunggal!!! Segera dibawalah ke rrumah sakit. Si papi juga ditelpon sama rumah sakitnya. Tabrakannya parah. Mereka berdua nggak ada yang pakai seatbelt, yang cewek mati seketika dan ni cowok sudah sekarat.
Si papi datang ke RS CJDW: "Bagaimana dok, anak saya?"
Dokter (dengan tampang empati penuh duka cita): "Maaf pak, kami tidak dapat berbuat banyak.. sepertinya memang sudah waktunya... sebaiknya sekarang bapak manfaatkan waktu terakhir.."
Perlahan si bapak masuk, nyamperin anaknya. "Pap, maafin saya.. nggak hati² bawa mobilnya.."
si anak juga nangis karena pacarnya nggak tertolong. Si papi nenangin dia... akrablah dua manusia itu beberapa saat. Hingga si papi beranggapan ini saat terakhir. Dia ingat penasaran dia tentang kenapa si anak selama ini selalu minta bola hitam bola putih.
"Nak, maafin papi selama ini yang selalu sibuk.. kamu jadi kesepian.. maafin papi, nak. Nggak sempat... “
Anaknya menjawab, "Nggak apa-apa Pi, saya ngerti kok.. Cuma sempat kesel kalau papi punya uang lebih malah belikan yang macem²... Saya cuma minta bola hitam dan bola putih saja kan?"
Si papi rasa timing-nya tepat nih, "KENAPA SIH KAMU SELALU MINTA BOLA HITAM BOLA PUTIH... ADA APA DENGAN BOLA² ITU?"
(pembaca juga penasaran ya..?)
Si anak menjawab dengan ter-patah² dan susah banget, habis sudah sekarat dan masanya sudah hampir sampai..." sebab Pi... saya..." *hep* Kepalanya rebah dan nafasnya hilang. Si anak sudah meninggal sebelum kasih tahu papinya.
(pembaca masih juga penasaran kan..? ikuti jawabannya setelah English Version di bawah ini)
----- English Version-----
There is this boy, born to be a genius. His father dotes him a lot. During Kindergarten 1, he got the best results in class.
So the father ask him: "What do you want as a present?" And the kid answers: "I want two ping pong balls!" then the father bought him the two ping pong balls.
This happens again in Kindergarten 2. In Bufallow City Elementary School, the kid is top of the class again from Elementary 1 to Elementary 6.
Every year, the son would ask for two ping pong balls as a present for his achievements.
(I don't think the father can take it anymore).
Anyway, in college years, the genius again got to be the top student in the whole school.
So his father ask again: "What do you want as a reward?"
Again, his son wants two ping pong balls. It happens again in year 2. This time, the father suspected that something is wrong with his son. How come every-time always want ping pong balls... How weird...
In Bufallow City University, his son got a school scholarship award for best results, and he again ask for two ping pong balls from his dad.
His father pull his own white hair and says: my son, haven’t you got enough, what so good about ping pong balls? Next time buy you the whole ping pong factory! But now, I will buy you a car. So the son got a Ferrari.
The next coming year, during the exam period, his son had with a car accident. However, he won’t give up and stills continue to study in the hospital. This time, he scores the highest again.
His dad came to visit him and ask: "What do you want this time?"
His son smiled and said: "I still want two ping pong balls."
His father says: "Sure!" and a tear drop from his eyes.
Suddenly, his dad expression changed and shouted at his son in front of everybody who came to visit him.
$%^&*$%&@#
His son ask him to cool down and told him the reason. "Dad, all these years actually, I wanted ping pong balls was because... “
Before he could finish, he lays quietly on the bed, he died.
There was no breath, no heartbeat. Even the doctors couldn't save him.
Guess what the reason for the Ping pong balls. Don't cheat, the answer is next. Don't peek, see whether you are correct.
------------------------------------------------------
Nah, si papi saja yang sudah hidup bareng anaknya nggak tahu...
Apalagi saya yang cuma copas cerita ini?
BAGAIMANA? Tabokin aja yang pertama kali bercerita....


No comments:

Post a Comment